TKI Senjata Terkuat


TKI? Tenaga Kerja Indonesia?

Bukan! TKI yang dibahas pada tulisan ini bukan Tenaga Kerja Indonesia, melainkan Teknik Komunikasi Ilmiah.

Apa sih Teknik Komunikasi Ilmiah itu?? Memangnya seberapa penting? Sampai-sampai harus dibahas pada tulisan ini?

Pada tulisan ini, saya akan membahas dan menyingkap tentang suatu senjata terhebat, yaitu TKI sebagai suatu ilmu. Berdasarkan definisi, Teknik Komunikasi Ilmiah merupakan ilmu yang mempelajari mengenai teknik ataupun tips dan trik jitu untuk menyampaikan ataupun mengkomunikasikan informasi yang kita miliki kepada seseorang sebagai penerima sehingga terjadi kesepahaman antara kedua belah pihak. Informasi yang ditekankan dalam komunikasi yang saya bahas dalam tulisan ini ialah informasi ilmiah pada khususnya dan informasi lainnya pada umumnya.

Hm? Hanya itu saja? Kalau komunikasi, bukankah setiap hari sudah kita lakukan? Oleh karena itu dirasa tidak perlu bagi kita semua mempelajari tentang TKI bukan? Toh kita sudah jago dan mahir dalam berbicara setiap harinya.

Eits! Belum tentu! Saat kalian berbicara, belum tentu kalian melakukan komunikasi. Berbicara tidak sama dengan berkomunikasi. Tetapi berbicara adalah salah satu komponen komunikasi. Komunikasi dianggap terjadi apabila terdapat kesepahaman antara yang memberikan informasi dengan yang menerima informasi. Seandainya lawan bicara kita tidak mengerti apa yang kita bicarakan, itu artinya kita sedang tidak berkomunikasi. Itulah sebabnya penting bagi kita untuk mempelajari teknik, tips, dan trik jitu untuk berkomunikasi, baik melalui tulisan, membaca, mendengarkan, ataupun berbicara.

Jangan sampai cerita seperti Gregor Mendel yang menemukan konsep hereditas terulang! Mau tahu ceritanya? Ehem, seorang pastor bernama Gregor Mendel menuliskan tentang konsep hereditas setelah melakukan eksperimen di kebunnya, tetapi tidak ada yang mengerti tentang apa yang Mendel jelaskan, sehingga karyanya hanya disimpan dalam perpustakaan saja. Barulah berpuluh-puluh tahun kemudian karyanya ditemukan kembali dan diakui setelah ada yang paham mengenai tulisan Mendel.

Bukankah pedih rasanya? Karena tidak ada kesepahaman, karya kita dikubur dan dilupakan begitu saja. Usaha kita tidak berbayar sebab tidak ada yang memahaminya. Karena itulah! Dengan mempelajari dan menguasai Teknik Komunikasi Ilmiah memberikan kesempatan bagi kita untuk menjadi pemantik perubahan. Maksudnya? Iya! Dengan komunikasi yang baik, tercipta kesepahaman antara pemberi dan penerima informasi, memberikan kesempatan untuk mempengaruhi dan membujuk orang lain serta mengubah prilakunya. Menjadi inspirator dalam kehidupan seseorang, baik melalui tulisan, bacaan, bicara, dan mendengarkan. Karya yang kita ciptakan dapat memberi dampak secara luas dalam kehidupan, asalkan terjadi komunikasi! Apalah gunanya karya kita jika tidak ada yang mengetahui dan memahaminya? Barang semut sekalipun. Asalkan ada yang memahami karya kita, jadilah kita pemantik perubahan. Dengan menjadi pribadi yang berpengaruh maka kita dapat membawa perubahan dalam kehidupan seseorang.

Komunikasi bagaikan senjata terhebat bahkan dalam peperangan sekalipun. Jika kita menjadi pribadi yang pandai berkomunikasi serta berpengaruh, mungkin suatu saat nanti ketika seseorang menyusun daftar nama orang yang membawa perubahan dalam hidupnya, nama kita bisa saja tertera di sana. Hanya dengan itulah kita dapat menyentuh kehidupan seseorang secara efektif.

Komentar

Postingan Populer